Latar Belakang
Negara
Indonesia adalah Negara yang terkenal akan kekayaan alam dan kekayaan
budayanya. Banyak 0rang-orang dari luar Indonesia mengakui dan mengagumi
kekayaan Indonesia itu. Namun, yang paling menjadi primadona adalah kebudayaan
Indonesia yang beraneka ragam. Salah satunya adalah seni tari, seni tari itu
sendiri memiliki banyak macam dan memiliki kekhasan disetiap wilayah di
Nusantara.
Salah
satu jenis seni tari yang mulai terlupakan dan sedikit yang mengenalnya adalah Seni
Drama Tari. Padahal kesenian ini adalah termasuk kesenian yang ada
sejak jaman dahulu dan dapat dikatakan sebagai leluhur dari Seni Drama Tari
yang ada saat ini. Memeng sekarang ini sudah banyak bermunculan seniman-seniman
muda yang berkecimpung didalam Seni Drama Tari modern, namun tidak banyak yang
mengenal Seni Drama Tari traditional. Ditambah lagi dengan , generasi muda yang
kini sudah “anti” untuk menonton drama tari tradisional. Jika hanya menonton
saja mereka tidak berminat, apalagi untuk mengenal dan melestarikan Seni Drama
Tari tradisional.
Oleh karena itu, kami ingin
memperkenalkan Seni Drama Tari ini kepada para pembaca agar mereka lebih
mengenal kesenian tersebut. Dengan begitu, Seni Drama Tari akan lebih dikenal
dan dapat dilestarikan untuk menjaga warisan leluhur yang tidak ternilai
harganya ini. Jika bukan kita sebagai generasi muda yang melestarikannya,maka
anak cucu kita tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan
kesenian leluhur kita ini.
Landasan Teori
Seperti
halnya dengan ilmu-ilmu yang lain kecuali ilmu ekstra,sangatlah sulit untuk
memberikan difinisi atau pengertian tentang tari. Memamg banyak para ahli tari
yang telah membuat difinisi atau pengertian tentang tari,tetapi difinisi atau
batasan itu masih masih kelihatan sekali unsure subyetifitasnya dari sipembuat
difinisi atau pengertian dan sudut pandang disiplin ilmunya. Seorang ahli
psikologi, tentu akan membuat difinisi tari sesuai dengan dasar-dasar ilmu
psikologi, seorang ahli antropologi akan membuat batasan tari sesuai dengan
disiplin ilmu antropologi,demikian juga denganahli sejarah tentu akan membuat
difinisi tari sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya yaitu sejarah.
Difinisi itu semuanya benar,sebab
semuanya itu dapat dipertanggungjawabkan oleh si pembuat difinisi dengan menempatkan
tari pada proporsi ilmu yang dikuasainya.
Kalau kita melihat perkembangan tari
pada masa lampau sampai sekarang,menyangkut segi-segi kehidupan manusia yang
sangat komplek.Tari mempunyai sangkut paut dengan
magis,agama,kesusasteraan,musik,drama,seni gerak,seni rupa dan lain-lain.Dengan
demikian apabila sebuah difinisi tari tidak dapat mencakup segala segi-segi
yang terdapat pada tari,pastilah difinisi itu tidak mencakup pula.untuk dapat
mencakup atau sesuai dengan proporsi yang dimaksudkan,tari ditempatkan pada
proporsi yang dimaksudkan,tari ditempatkan pada prporsi sebagai cabang dari
kebudayaan.Sedang unsur yang paling pokok atau media yang pokok adalah gerak.
Definisi
tari menurut beberapa pakar Tari:
1. Tari menurut Soedarsono
Tari
adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak yang indah dan ritmis.
2. Tari menurut Susan K.Lenger
Tari
adalah gerak-gerak yang dibentuk secara ekspresif yang diciptakan manusia untuk
dapat dinikmati.
3. Tari menurut Curt Sacha
Tari
adalah gerak yang ritmis
4. Tari menurut Kamala Devi
Chattopadhyaya
Tari
adalah suatu instinct atu desakan emosi didalam diri kita yang mendorong kita
untuk mencari ekspresi pada tari.
Tari-tari yang berada di Indonesia apabila dilihat
dari isi atau temanya dapat dibedakan menjadi :
- Tari Pantomim
- Tari Erotik
- Tari Kepahlawanan
- Dramatari
Dramatari adalah sebuah tari yang dalam penyajiannya
menggunakan plot atau alur cerita,tema,dan dilakukan dengan cara kelompok.
Drama Tari dibagi menjadi 3 kelompok besar yaitu:
1. Drama Tari Berdialog
Drama tari berdialog adalah drama tari yang
pengungkapan ceritanya disamping menggunakan gerak tari juga dengan menggunakan
dialog. Tata rias adalah penggunaan alat kosmetik sesuai dengan karakter yang
akan dipergunakan. Tata panggung adalah tempat atau ruang yang digunakan untuk
pentas pargelaran seni tari atau seni musik.
Contoh dari drama tari berdialog antara lain :
a. wayang orang
b. ketoprak
c. ludruk
Contoh dari drama tari berdialog antara lain :
a. wayang orang
b. ketoprak
c. ludruk
2. Drama Tari Berlagu
Drama
tari berlagu adalah drama tari yang pengungkapan ceritanya disamping
menggunakan gerak tari juga dengan menggunakan nyanyian-nyanyian berupa kidung.
Contohnya yaitu:
a.
Arja
b.
Sampik
c.
Arja
Japatuan
d.
Arja
godogan
3. Drama Tari Tak Berdialog
Drama
tari tak berdialog adalah drama yang diungkapkan dengan gerak tari, dialognya
digantikan olehseorang yang berperan sebagai dalang/ pengisi suara(dubbing) dan
terkadang dibantu dengan tembang/lagu.
Contohnya
adalah :
a.
Sendratari
b. Langendriyan
b. Langendriyan
DRAMA TARI
Drama Tari Berdialog
Drama
tari berdialog adalah drama tari yang pengungkapan ceritanya disamping
menggunakan gerak tari juga dengan menggunakan dialog. Drama tari atau
sendratari adalah drama yang diungkapkan dengan gerak tari, terkadang dibantu
dengan tembang/lagu. Tata rias adalah penggunaan alat kosmetik sesuai dengan
karakter yang akan dipergunakan. Tata panggung adalah tempat atau ruang yang
digunakan untuk pentas pargelaran seni tari atau seni musik.
Adapun Jenis Drama Tari Berdialog,
diantaranya :
1. Drama Gong
Drama
Gong adalah sebuah bentuk seni pertunjukan Bali yang masih
relatif muda usianya yang diciptakan dengan jalan memadukan unsur-unsur drama
modern (non tradisional Bali) dengan unsur-unsur kesenian tradisional Bali.
Dalam banyak hal Drama Gong merupakan pencampuran dari unsur-unsur
teater modern (Barat) dengan teater tradisional (Bali). Nama Drama Gong
diberikan kepada kesenian ini oleh karena dalam pementasannya setiap gerak
pemain serta peralihan suasana dramatik diiringi oleh gamelan Gong (Gong Kebyar).
Drama Gong diciptakan sekitar tahun 1966 oleh Anak Agung Gede
Raka Payadnya dari desa Abianbase (Gianyar).
Diakui oleh penciptanya bahwa Drama Gong yang diciptakan dengan
memadukan unsur-unsur drama tari tradisional Bali seperti Sendratari,
Arja,
Prembon
dan Sandiwara dimaksudkan sebagai sebuah prembon (seni
campuran) modern.
Unsur-unsur teater modern yang dikawinkan
dalam Drama Gong antara lain :
Karena dominasi dan pengaruh
kesenian klasik atau tradisional Bali masih begitu kuat, maka semula Drama
Gong disebut "drama klasik".
Adalah I Gusti Bagus
Nyoman Panji yang kemudian memberikan nama
baru (Drama Gong) kepada kesenian ini berdasarkan dua unsur baku (drama dan
gamelan gong) dari kesenian ini. Patut dicatat bahwa sebelum munculnya Drama
Gong di Bali telah ada Drama Janger, sebuah kesenian drama yang
menjadi bagian dari pertunjukan tari Janger.
Dalam banyak hal, drama Janger sangat mirip dengan Sandiwara
atau Stambul yang ada dan populer sekitar tahun 1950.
Drama Gong
adalah sebuah drama yang pada umumnya menampilkan lakon-lakon yang bersumber
pada cerita-cerita romantis seperti cerita Panji (Malat), cerita Sampik
Ingtai dan kisah sejenis lainnya termasuk yang berasal dari luar
lingkungan budaya Bali. Dalam membawakan lakon ini, para pemain Drama Gong
tidak menari melainkan berakting secara realistis dengan dialog-dialog verbal
yang berbahasa Bali.
Para pemeran penting dari Drama
Gong adalah:
|
Para pemain mengenakan busana
tradisional Bali, sesuai dengan tingkat status sosial dari peran yang dibawakan
dan setiap gerak pemain, begitu pula perubahan suasana dramatik dalam lakon
diiringi dengan perubahan irama gamelan Gong Kebyar.
Masyarakat Bali mementaskan Drama Gong untuk keperluan yang kaitannya
dengan upacara adat dan agama maupun kepentingan kegiatan sosial. Walaupun
demikian, Drama Gong termasuk kesenian sekuler yang dapat dipentaskan di
mana dan kapan saja sesuai dengan keperluan. Kesenian Drama Gong inilah
yang memulai tradisi pertunjukan "berkarcis" di Bali karena
sebelumnya pertunjukan kesenian bagi masyarakat setempat tidak pernah berbentuk
komersial. Drama Gong mulai berkembang di Bali sekitar tahun 1967 dan
puncak kejayaannya adalah tahun1970. Pada masa itu kesenian tradisional Bali
seperti Arja,
Topeng
dan lain-lainnya ditinggalkan oleh penontonnya yang mulai kegandrungan Drama
Gong. Panggung-panggung besar yang tadinya menjadi langganan Arja
tiba-tiba diambil alih oleh Drama Gong. Namun semenjak pertengahan tahun
1980 kesenian ini mulai menurun popularitasnya, sekarang ini ada sekitar 6 buah
sekaa Drama Gong yang masih aktif.
Sekaa - sekaa Drama Gong yang
dimaksud antara lain adalah :
- Drama Gong Bintang Bali Timur
- Drama Gong Duta Budaya Bali
- Drama Gong Dewan Kesenian
- Drama Gong Dwipa Sancaya
- dan lain-lain
Terakhir muncul Drama Gong
Reformasi yang didukung oleh para bintang Drama Gong dari berbagai
daerah di Bali.
2. Calonarang
Calonarang Klasik, yang diperkirakan muncul sekitar
akhir abad XIX di daerah Gianyar Barat (Batubulan, Singapadu, Sukawati),
dibentuk oleh unsur-unsur Bebarongan, Pegambuhan, dan Palegongan (tiga jenis
seni pertunjukan klasik yang berkembang baik di Kabupaten Gianyar). Unsur
Babarongan diwakili oleh barong ket, rangda, dan celuluk; Pegambuhan oleh
condong, putri, patih manis (Panji) dan patih keras (Pandung); dan Palegongan
oleh sisia-sisia. Peran-peran penting lainnya yang lahir dari dramatari ini
sendiri adalah matah gede (wanita tua) dan bondres (orang-orang desa yang
berwatak lucu).
Pertunjukan Calonarang Klasik (seperti yang ada di Desa Singapadu, Batubulan, Sukawati, dan sekitarnya) mencakup tiga bagian:
a. pembukaan (pategak),
b. sajian tari dan drama (paigelan), terbagi atas tarian lepas (pangelembar) dan tarian berlakon (lampahan)
c. penutup (panyuwud).
Untuk mengawali pertunjukan, biasanya dimainkan tabuh pategak yang dimainkan dengan gamelan Bebarongan atau Semarpagulingan (belakangan ini gamelan gong kebyar juga banyak dipakai).
Calonarang Prembon pada intinya adalah dramatari Calonarang campuran (per-imbuh-an) yang memadukan elemen-elemen seni pertunjukan Bebarongan, Pegambuhan, Palegongan, dan Paarjaan. Peran-peran Paarjaan yang dimasukkan ke dalam Calonarang meliputi: inya, galuh, mantri manis, dan mantri buduh. Dalam pertunjukan dramatari Calonarang Prembon terjadi dialog antara peran-peran yang memakai dialog Pagambuhan dan yang memakai dialog bertembang (magending) seperti dalam Arja. Secara umum, struktur pertunjukan Calonarang Prembon tidak jauh berbeda dengan, bahkan dapat dikatakan mengikuti Calonarang Klasik.
Sejak
tahun 1970-an Calonarang Prembon menjadi semakin populer di masyarakat. Banyak
yang memperkirakan bahwa hal ini disebabkan oleh kemungkinan Calonarang Prembon
yang sekaligus dapat memuaskan selera pencinta Calonarang dan penggemar Arja.
(sumber: tertulis Bapak I Wayan Dibia)
Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk
merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian
yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan
rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan
lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.
Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur
dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski
kadang-kadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang
digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek
(tukang becak, peronda, sopir angkutan umum, etc).
Sebuah pementasan ludruk biasa dimulai dengan Tari Remo dan
diselingi dengan pementasan seorang tokoh yang memerakan "Pak Sakera", seorang jagoan Madura.
Ludruk berbeda dengan ketoprak dari Jawa Tengah. Cerita
ketoprak sering
diambil dari kisah zaman dulu (sejarah maupun dongeng), dan bersifat menyampaikan
pesan tertentu. Sementara ludruk menceritakan cerita hidup sehari-hari
(biasanya) kalangan wong cilik.
4.
Ketoprak
Ketoprak (bahasa Jawa: kethoprak)
adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah pentasan ketoprak, sandiwara yang
diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan
disajikan.
Tema cerita
dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri.
Tetapi tema cerita tidak pernah diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab
nanti pertunjukkan bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.
5. Gambuh
Tari Gambuh adalah Dramatari Bali yang dianggap paling
tinggi mutunya, merupakan Drama tari Klasik Bali yang paling kaya dengan
gerakan tari dan dianggap sebagai sumber segala jenis tari klasik Bali, Gambuh
berbentuk total theater dimana didalamnya terdapat unsur seni tari ( yang
paling dominant ), seni suara ,seni sastra, , seni drama dan lain-lainnya . Di
Bali gambuh diduga timbul sekitar abad ke xv yang lakonnya bersumber pada
ceritra Panji.
Pementasan gambuh dilakukan sehubungan dengan upacara-upacara besar seperti odalan yang dilakukan secara besar-besaran ( odalan yang disertai upacara madana ), upacara perkawinan anak bangsawan, upacara pelebon ( ngaben ) dan lain sebagainya. Gambuh diiringi dengan gambelan Pagambuhan yang berlaras Pelog saih pitu, tokoh-tokoh yang biasa ditampilkan adalah : Condong kakan-kakan, Putri, Arja , Panji ( Patih Manis ), Patih Keras ( Perabangsa ), Demang Temenggung, Turas, Panasar dan Prabu. Gambuh yang masih aktif kini bisa didapati di Desa Batuan ( Gianyar ), Padang Aji ( Karangasem ) Apit Yeh ( Tabanan ) dan Singapadu ( Gianyar )
Pementasan gambuh dilakukan sehubungan dengan upacara-upacara besar seperti odalan yang dilakukan secara besar-besaran ( odalan yang disertai upacara madana ), upacara perkawinan anak bangsawan, upacara pelebon ( ngaben ) dan lain sebagainya. Gambuh diiringi dengan gambelan Pagambuhan yang berlaras Pelog saih pitu, tokoh-tokoh yang biasa ditampilkan adalah : Condong kakan-kakan, Putri, Arja , Panji ( Patih Manis ), Patih Keras ( Perabangsa ), Demang Temenggung, Turas, Panasar dan Prabu. Gambuh yang masih aktif kini bisa didapati di Desa Batuan ( Gianyar ), Padang Aji ( Karangasem ) Apit Yeh ( Tabanan ) dan Singapadu ( Gianyar )
6. Drama
Tari Topeng
Topeng
secara arti kata adalah suatu benda penutup maka yang dibuat dari kayu, kertas,
kain dan bahan lainnya bentuknya bermacam-macam dari yang berbentuk Dewa-Dewa,
Manusia, binatang dan lain-lainnya. Di Bali topeng dipakai menyebutkan suatu
bentuk drama tari yang semua pelakunya menggunakan topeng dengan ceritra yang bersumber
pada ceritra sejarah maupun babad-babad.
Jenis-jenis Topeng yang ada di Bali adalah
Topeng Pajegan : topeng yang ditarikan oleh seorang aktor dengan memborong semua tugas-tugas yang terdapat di dalam topeng. Di dalam Topeng Pajegan ada sebuah topeng yang mutlak harus ada yakni topeng Sidakarya. Oleh karena demikian eratnya hubungan topeng pajegan ini dengan upacara keagamaan maka topeng inipun disebut topeng Wali.
Topeng Panca : Drama tari topeng yang ditarikan oleh 5 (lima) orang penari. Topeng ini timbul di Denpasar sekitar tahun 1915.
Topeng Prembon : Dramatari topeng yang sudah dikombinasikan dengan unsur drama tari Bali lainnya ( biasanya dari arja ) namun strukturnya patopengannya masih tetap dominan.
Baik topeng Pajegan, topeng Panca, maupun topeng Prembon biasanya diiringi dengan gambelan gong. Adapun peran-peran yang biasa ditampilkan dalam Dramatari topeng adalah Topeng Keras, Topeng Tua ( keduanya berfungsi sebagai pengelembar) Penasar, Topeng Arsawijaya (dalem), Patih dan Bebondressan.
Jenis-jenis Topeng yang ada di Bali adalah
Topeng Pajegan : topeng yang ditarikan oleh seorang aktor dengan memborong semua tugas-tugas yang terdapat di dalam topeng. Di dalam Topeng Pajegan ada sebuah topeng yang mutlak harus ada yakni topeng Sidakarya. Oleh karena demikian eratnya hubungan topeng pajegan ini dengan upacara keagamaan maka topeng inipun disebut topeng Wali.
Topeng Panca : Drama tari topeng yang ditarikan oleh 5 (lima) orang penari. Topeng ini timbul di Denpasar sekitar tahun 1915.
Topeng Prembon : Dramatari topeng yang sudah dikombinasikan dengan unsur drama tari Bali lainnya ( biasanya dari arja ) namun strukturnya patopengannya masih tetap dominan.
Baik topeng Pajegan, topeng Panca, maupun topeng Prembon biasanya diiringi dengan gambelan gong. Adapun peran-peran yang biasa ditampilkan dalam Dramatari topeng adalah Topeng Keras, Topeng Tua ( keduanya berfungsi sebagai pengelembar) Penasar, Topeng Arsawijaya (dalem), Patih dan Bebondressan.
7. Drama Tari Wayang Wong
Wayang wong adalah Seni
pertunjukan Tradisional yang mengambil Epos Ramayana yang dimainkan oleh tokoh
manusia dengan kostum yang telah di sesuaikan dan memakai topeng sesuai dengan
tokoh karakter masing-masing.
Wayang wong pada umumnya diiringi oleh tabuh bebatelan, dimana pertunjukan ini sejenis Parwa, Dramatari gambuh dan drama tari cupak grantang.
Namun wayang wong melibatkan banyak pemain / tokoh dan memiliki ciri khas tersendiri misalnya, memakai tokoh kera, paksi (Burung, raksasa dll.). Kalau diartikan wayang berarti bayangan atau ceritera yang diangkat dari seni pewayangan, sedangkan Wong berarti manusia.
Wayang wong pada umumnya diiringi oleh tabuh bebatelan, dimana pertunjukan ini sejenis Parwa, Dramatari gambuh dan drama tari cupak grantang.
Namun wayang wong melibatkan banyak pemain / tokoh dan memiliki ciri khas tersendiri misalnya, memakai tokoh kera, paksi (Burung, raksasa dll.). Kalau diartikan wayang berarti bayangan atau ceritera yang diangkat dari seni pewayangan, sedangkan Wong berarti manusia.
Jadi wayang wong maksudnya tokoh
pewayangan dimainkan oleh manusia.Wayang wong biasanya secara tradisional,
sekaanya / groupnya pada umumnya beranggotakan dari krama pamaksan pura dan
dengan perkembangan jaman wayang pun sampai saat sekarang ini biasanya
berfungsi ganda, misalnya disamping merupakan tarian sakral ( Wali ) juga
merupakan tarian Bebali dan Balih Balihan, serta tidak jarang dipublikasikan
lewat media seperti Televisi, Radio dll.
Drama Tari Tak Berdialog
1. Sendratari
Sendratari
pada hakekatnya adalah hasil kreativitas para seniman modern melalui pengolahan
kembali elemen-elemen seni dan bentuk-bentuk kebudayaan yang sudah ada.
Sebagaimana halnya di Jawa di mana sendratari dibentuk oleh unsur-unsur Wayang
Wong dan Wayang Kulit, di Bali sendratari di bentuk dengan memadukan
unsur-unsur Pewayangan, Pegambuhan, Pelegongan dan Kekebyaran.
a. Sendratari Rajapala
Seni Dramatari tanpa berdialog ini juga ciptaan I Wayan Beratha, menggambarkan kisah I Rajapala yang bertemu dengan Bidadari Ken Sulasih yang kemudian berlanjut dengan perkawinan. Setelah dari perkawinan ini lahir seorang anak yang diberi nama I Durma. Maka Ken Sulasih kembali ke Kahyangan meninggalkan I Rajapala dan I Durma. Karena tidak tahan ditinggalkan oleh oleh Kensulasih maka I Rajapala pun pergi ke dalam hutan untuk bertapa untuk bertapa bertapa dan tinggallah I Durma seorang diri. Lanjutan dari ceritra ini adalah I Durma mohon diri hendak mencari ayahnya. Ketika itu datanglah seorang utusan yang melaporkan bahwa rakyat ditepi hutan diganggu oleh raksasa Durgadening. I Durma bertemu dengan ayahnya yang sudah tua.
Disamping tari-tarian dan Sendratari tersebut diatas di Bali masih ada sejumlah tari-tarian maupun sendratari yang kini sedang mengalalami ujian oleh masyarakat seperti : Sendratari Narakesuma, Senopati Abimanyu, Sampek Ing Tahi, ditambah dengan sejumlah tari-tarian lepas seperti: Tari Wirayuda, Bima Kroda, Marpati dan lainnya
Seni Dramatari tanpa berdialog ini juga ciptaan I Wayan Beratha, menggambarkan kisah I Rajapala yang bertemu dengan Bidadari Ken Sulasih yang kemudian berlanjut dengan perkawinan. Setelah dari perkawinan ini lahir seorang anak yang diberi nama I Durma. Maka Ken Sulasih kembali ke Kahyangan meninggalkan I Rajapala dan I Durma. Karena tidak tahan ditinggalkan oleh oleh Kensulasih maka I Rajapala pun pergi ke dalam hutan untuk bertapa untuk bertapa bertapa dan tinggallah I Durma seorang diri. Lanjutan dari ceritra ini adalah I Durma mohon diri hendak mencari ayahnya. Ketika itu datanglah seorang utusan yang melaporkan bahwa rakyat ditepi hutan diganggu oleh raksasa Durgadening. I Durma bertemu dengan ayahnya yang sudah tua.
Disamping tari-tarian dan Sendratari tersebut diatas di Bali masih ada sejumlah tari-tarian maupun sendratari yang kini sedang mengalalami ujian oleh masyarakat seperti : Sendratari Narakesuma, Senopati Abimanyu, Sampek Ing Tahi, ditambah dengan sejumlah tari-tarian lepas seperti: Tari Wirayuda, Bima Kroda, Marpati dan lainnya
b.
Sendratari
Jayaprana
Karya tari berlakon, tanpa dialog yang pertama diciptakan
di Bali oleh I Wayan Beratha pada tahun 1961. Mengisahkan sebuah legenda dari Bulelengyang terkenal, Jayaprana -
Layonsari.
Dua anak desa, I Nyoman Jayaprana (abdi kesayangan Raja
Kalianget) bertemu dengan Ni Nyoman Layonsari (putri Jero Bandesa Banjar
Sekar). Sejak pertemuan mereka di suatu pasar, Jayaprana dan Layonsari saling
jatuh cinta yang akhirnya bersepakat untuk kawin. Perkawinan ini tidak bertahan
lama karena Raja Kalianget tergila-gila pada kecantikan Ni Layonsari. Dengan
menggunakan segala tipu muslihat untuk memisahkan pasangan baru ini. I Jayaprana di utus ke Teluk Terima
bersama Patih Sawunggaling yang kemudian menikamnya di sebuah hutan sehingga
tewas. Dengan berpura-pura meratapi kematian abdi kesayangannya, sambil
menawarkan belas kasihan, Prabu Kalianget merayu Ni Layonsari agar mau dibawa
ke puri. Permintaan ini ditolak mentah-mentah oleh Ni Layonsari yang telah
mengetahui suaminya telah dibunuh oleh suruhan sang raja. Tak sudi menerima
perlakuan seperti itu sang raja merasa berang, lalu memaksa Ni Layonsari.
Ketika terjadi pergumulan dengan sang raja, Ni Layonsari menarik keris sang
raja untuk menikam dirinya sendiri. Melihat hal ini sang raja menjadi kalap
lalu membunuh setiap orang yang mendekat padanya. Kisah ini berakhir secara
tragis dengan tewasnya raja Kalianget di tangan rakyatnya sendiri.
c.
Sendratari Arya Bebed
Adalah sebuah
sendratari yang melakonkan cerita Babad yang pernah populer di Bali, Arya Bebed
Sendratari Arya Bebed mengisahkan pertemuan Mahapatih Gajah
Mada dengan Ni Luh Sekarini di desa Kedangan ketika mengadakan ekspedisi di
Bali. Pertemuan ini berakhir dengan perkawinan dan membuahkan seorang anak
bernama I Jamong. Karena pertemuan sang Mahapatih dengan putranya, beberapa
tahun kemudian di Majapahit, dengan perantaraan kain pengikat pinggang-bebed,
maka I Jamong diakui sebagai putra sang Mahapatih dengan nama Arya Jamong
Sendratari ini
adalah sebuah karya I Wayan Dibia pada tahun 1982. Sendratari ini diciptakan untuk kerabat
kerja Gong Kebyar duta Kabupaten Gianyar pada Festival Gong Kebyar se Bali.
d.
Sendratari Kebo Iwa
Sendratari Kebo Iwa mengisahkan
gugurnya patih andalan raja Bali oleh Mahapatih Majapahit, Gajah Mada.
Sendratari ini
adalah ciptaan I Nyoman
Cerita pada tahun
1987. Sendratari ini diciptakan untuk Kabupaten Gianyar pada Pekan Kesenian
Bali ke 8.
“Atas undangan sang
Mahapatih (yang menjanjikan jodoh yang cocok untuk Kebo Iwa), patih andalan
Bali yang juga bergelar Kebo Wanira, berangkat ke Majapahit. Ketika Kebo Iwa tengah
menggali sumur besar atas permintaan istrinya (boneka buatan Gajah Mada),
pasukan Majapahit melemparinya dan menimbun sumur dengan batu. Di sinilah Kebo
Iwa sadar bahwa kehadirannya di Majapahit memang untuk dibunuh. Di hadapan Gajah Mada ia berkata bahwa ia rela mati
bukan karena kalah melawan Gajah Mada melainkan demi persatuan nusantara.”
e. Mahabarata
Cerita Mahabharata juga merupakan
sumber lakon sendratari yang banyak digarap oleh para seniman tari di Bali. Sejak pertengahan tahun 1970, sejumlah
seniman, baik perorangan maupun berkelompok, telah menggarap bagian-bagian dari
cerita ke dalam sendratari ini. Selain itu, Tim Sendratari Ramayana dan
Mahabharata Propinsi Bali juga telah mempagelarkan ke delapan belas bagian atau
parwa dalam epos Mahabharata. Berdasarkan jumlah penarinya, sendratari
Mahabharata juga dapat dibedakan menjadi sendratari Mahabharata kecil dan
sendratari besar atau kolosal.
a.
Mahabharata Kecil
Sendratari ini digarap oleh kerabat
Gong Kebyar Kabupaten Gianyar pada Festival Gong Kebyar se Bali pada tahun
1978. Didukung oleh sekitar 13 orang penari, tokoh-tokoh utama dari sendratari
ini terdiri dari Sang Kaca, Dewayani, Bhagawan Sukra dan Wresa Parwa.
Sendratari ini adalah karya I Wayan Dibia
dengan dhalang I Ketut
Suweca.
b. Mahabarata
Kolosal
Sejak
tahun 1981 ada sejumlah sendratari Mahabharata Kolosal yang telah
ditampilkan pada Pesta Kesenian Bali selama ini. Di antara bagian-bagian cerita
yang dipagelarkan pada tahun-tahun awal Pesta Kesenian Bali adalah:
|
f.
Sendratari
Ramayana (Prambanan)
Sendratari Ramayana menceritakan perjalanan hidup Rama. Sedangkan Sendratari yang ditampilkan hanya merupakan sebagian kecil dari perjalanan hidup Rama. Cerita ini Berasal dari aliran / agama hindu yang datang dari India , maka di India pun cerita ini sangat terkenal. Candi Prambanan dipilih sebagai tempat pelaksanaan Sendratari karena candi tersebut merupakan candi peninggalan agama Hindu dan cerita Ramayana juga merupakan cerita beraliran Hindu. Candi Prambanan berfungsi untuk memberi penghormatan bagi Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Rahmat. Candi ini juga berfungsi untuk melestarikan budaya dan mengenalkan sejarah bagi para turis.
Bahasa yang digunakan dalam sendratari Ramayana adalah bahasa jawa. Selama ini Tidak pernah disajikan dalam versi bahasa lain , namun diterangkan dalam bentuk narasi ( teks penterjemah bahasa inggris dan bahasa Indonesia ). Usaha yang dilakukan oleh pelaksana untuk mempertahankan sendratari adalah dengan membentuk Sendratari Ramayana dalam bentuk cerita, serta dengan menerbitkan buku, dan membuat wayang kulit. Cerita ini bertema kisah pertarungan Rama dan Rahwana untuk menikahi seorang putrid cantik bernama Dewi Shinta. Cerita ini beramanat bahwa untuk mendapatkan apa yang menjadi milik kita, kita harus berusaha keras, saling percaya, dan meminta pertolongan Tuhan. Selain itu keserakahan serta kejahatan pasti akan kalah. Ada banyak tokoh – tokoh pada cerita ini. Antara lain :
1. Rama bersifat baik hati dan selalu berusaha untuk mendapat kan kembali apa yang hilang.
2. Dewi Shinta bersifat lemah lembut
3. Leksmana yang bersifat setia kepada Rama
4. Rahwana bersifat jahat dan serakah
5. Marica ( Kijang Kencana )
6. Jatayu
7. Hanuman
8. Sugriwa
9. Subali
10. Iriyata
11. Kumbakarna
12. Dewi Tara
“Cerita ini memiliki latar waktu di zaman dahulu serta berlatar tempat di Negara Mantili, Kerajaan Alengka, Hutan Dandaka, Gua Kiskendo, Taman Argasoka. Cerita ini memiliki alur maju. Sinopsis cerita adalah sebagai berikut :
Rama Wijaya, Shinta, dan Leksmana sedang bertualang ke hutan Dandaka. Rawana melihat Dewi Shinta dan ingin memperistrinya. Maka Rawana menyuruh Marica untuk mengubah dirinya menjadi kijang kencana. Shinta yang terpesona melihat kijang kencana menyuruh Rama menangkap kijang kencana. Lalu Rama pergi mengejar kijang itu. Setelah menumggu lama, Shinta merasa khawatir dan menyuruh Leksman untuk menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Shinta, Leksmana membuat lingkaran pelindung di sekitar Shinta. Saat Rahwana menyadari bahwa Shinta sendirian, ia lelu menyamar menjadi pengemis tua lalu menculik Shinta dan membawanya ke kerajaan Alengka. Dalam perjalanan ke alengka Rahwana bertemu Jatayu dan mereka bertarung, dan Jatyu kalah. Saat Rama dan Leksmana menyadari bahwa Sinta telah hilang, Rama negira Jatayu telah membunuhnya namun ditahan Leksmana. Jatayu menjelaskan semuanya lalu ia mati. Lalu dating Hanuman menceritakan Subali yang merebut Dewi Tara dari Sugriwa. Rama kemudian bersedia membantu Sugriwa. Subali lalu dikalahkan Sugriwa dibantu oleh Rama. Sugriwa akhirnya memutuskan mebantu Rama menyelamatkan Sinta. Lalu Hanuman dikirim ke kerajaan Alenka. Sementara itu Shinta yang menolak lamaran Rahwana untuk memperistrinya tiba – tiba mendengar lagu yang dinyanyikan Hanuman. Lalu Hanuman menghancurkan Taman Argasoka serta membakar Istana Alengka. Lalu Hanuman melaporkan kekuatan pasukan lawan kepada Rama yang membangun jembatam untuk menyerang Alengka. Setelah itu peperangan terjadi dan Rahwana kalah. Kemudian Shinta bertemu Rama kembali namun Rama meragukan kesucian Shinta. Dengan bantuan Dewa Api Shinta berhasil membuktikan kesuciannya. Dan akhirnya Rama menerima Shinta kembali.”
Sendratari Ramayana menceritakan perjalanan hidup Rama. Sedangkan Sendratari yang ditampilkan hanya merupakan sebagian kecil dari perjalanan hidup Rama. Cerita ini Berasal dari aliran / agama hindu yang datang dari India , maka di India pun cerita ini sangat terkenal. Candi Prambanan dipilih sebagai tempat pelaksanaan Sendratari karena candi tersebut merupakan candi peninggalan agama Hindu dan cerita Ramayana juga merupakan cerita beraliran Hindu. Candi Prambanan berfungsi untuk memberi penghormatan bagi Dewa Siwa, Dewa Wisnu, dan Dewa Rahmat. Candi ini juga berfungsi untuk melestarikan budaya dan mengenalkan sejarah bagi para turis.
Bahasa yang digunakan dalam sendratari Ramayana adalah bahasa jawa. Selama ini Tidak pernah disajikan dalam versi bahasa lain , namun diterangkan dalam bentuk narasi ( teks penterjemah bahasa inggris dan bahasa Indonesia ). Usaha yang dilakukan oleh pelaksana untuk mempertahankan sendratari adalah dengan membentuk Sendratari Ramayana dalam bentuk cerita, serta dengan menerbitkan buku, dan membuat wayang kulit. Cerita ini bertema kisah pertarungan Rama dan Rahwana untuk menikahi seorang putrid cantik bernama Dewi Shinta. Cerita ini beramanat bahwa untuk mendapatkan apa yang menjadi milik kita, kita harus berusaha keras, saling percaya, dan meminta pertolongan Tuhan. Selain itu keserakahan serta kejahatan pasti akan kalah. Ada banyak tokoh – tokoh pada cerita ini. Antara lain :
1. Rama bersifat baik hati dan selalu berusaha untuk mendapat kan kembali apa yang hilang.
2. Dewi Shinta bersifat lemah lembut
3. Leksmana yang bersifat setia kepada Rama
4. Rahwana bersifat jahat dan serakah
5. Marica ( Kijang Kencana )
6. Jatayu
7. Hanuman
8. Sugriwa
9. Subali
10. Iriyata
11. Kumbakarna
12. Dewi Tara
“Cerita ini memiliki latar waktu di zaman dahulu serta berlatar tempat di Negara Mantili, Kerajaan Alengka, Hutan Dandaka, Gua Kiskendo, Taman Argasoka. Cerita ini memiliki alur maju. Sinopsis cerita adalah sebagai berikut :
Rama Wijaya, Shinta, dan Leksmana sedang bertualang ke hutan Dandaka. Rawana melihat Dewi Shinta dan ingin memperistrinya. Maka Rawana menyuruh Marica untuk mengubah dirinya menjadi kijang kencana. Shinta yang terpesona melihat kijang kencana menyuruh Rama menangkap kijang kencana. Lalu Rama pergi mengejar kijang itu. Setelah menumggu lama, Shinta merasa khawatir dan menyuruh Leksman untuk menyusul Rama. Sebelum meninggalkan Shinta, Leksmana membuat lingkaran pelindung di sekitar Shinta. Saat Rahwana menyadari bahwa Shinta sendirian, ia lelu menyamar menjadi pengemis tua lalu menculik Shinta dan membawanya ke kerajaan Alengka. Dalam perjalanan ke alengka Rahwana bertemu Jatayu dan mereka bertarung, dan Jatyu kalah. Saat Rama dan Leksmana menyadari bahwa Sinta telah hilang, Rama negira Jatayu telah membunuhnya namun ditahan Leksmana. Jatayu menjelaskan semuanya lalu ia mati. Lalu dating Hanuman menceritakan Subali yang merebut Dewi Tara dari Sugriwa. Rama kemudian bersedia membantu Sugriwa. Subali lalu dikalahkan Sugriwa dibantu oleh Rama. Sugriwa akhirnya memutuskan mebantu Rama menyelamatkan Sinta. Lalu Hanuman dikirim ke kerajaan Alenka. Sementara itu Shinta yang menolak lamaran Rahwana untuk memperistrinya tiba – tiba mendengar lagu yang dinyanyikan Hanuman. Lalu Hanuman menghancurkan Taman Argasoka serta membakar Istana Alengka. Lalu Hanuman melaporkan kekuatan pasukan lawan kepada Rama yang membangun jembatam untuk menyerang Alengka. Setelah itu peperangan terjadi dan Rahwana kalah. Kemudian Shinta bertemu Rama kembali namun Rama meragukan kesucian Shinta. Dengan bantuan Dewa Api Shinta berhasil membuktikan kesuciannya. Dan akhirnya Rama menerima Shinta kembali.”
g. Langendriyan
Bentuk drama Jawa yang sudah jarang muncul di atas pentas ialah langendriyan. Opera-drama-tari ini berkembang pada paruh kedua abad ke-18 di Surakarta dan Yogyakarta. Adalah menantu Sri Mangkunegara IV (1853-1881) yang menggubah gaya Surakarta, sedangkan Raden Tumenggung Purwa-diningrat dan Pangeran Mangkubumi menciptakan gaya Yogyakarta pada 1876.
Menurut
versi Kasunanan Surakarta, yang mengilhami bentuk teater tradisional ini ialah
tradisi ura-ura atau menembang yang dilakukan buruh batik di perusahaan milik
Godlieb, daerah Pasar Pon, Solo. Selama pementasannya, seniman langendriyan
menguras stamina luar biasa sebab sepanjang pertunjukan mereka menari sambil
berjongkok dan sesekali bertumpu pada lutut. Selain itu, langendriyan memiliki
tingkat kesulitan yang tinggi sehingga menuntut kemampuan yang prima dari
seniman pendukungnya, mulai dari olah tari, vokal, hingga kemampuan teater.
Langendriyan
mengambil lakon Damar-wulan, sebuah roman sejarah tentang perjuangan Ratu Ayu
Kencanawungu dari Majapahit, Jawa Timur, yang berusaha mengatasi pemberontakan
Menakjingga, Bupati Blambangan. Sama seperti teater tradisional Jawa lainnya,
langendriyan diiringi orkestra gamelan, dengan dialog para pemain menggunakan
tembang Jawa.
Adapun
di Yogyakarta, kisah yang diambil yaitu Ramayana. Dan, karena banyaknya tokoh
kera (wanara) maka pertunjukan disebut langen-mandrawanara. Sesuai dengan perkembangan
zaman, banyak sentuhan baru diberikan pada opera Jawa ini. Dekade 1970 dan 1980
ialah momentum saat langendriyan mendapat sentuhan dari koreografer Jawa
seperti Sardono W Kusumo, Retno Maruti, dan Sal Murgiyanto.
Mereka
memadukan langendriyan dengan bedaya dan wayang wong supaya tercipta
dramatisasi lain di atas pentas. Kolaborasi tersebut selanjutnya dikenal dengan
sebutan langenbeksa. Selain langendriyan, Jawa-utamanya Jawa Tengah-mengenal
teater tradisional lain, yakni wayang wong, golek menak, dan sendratari. (7N-4)
1.
ARJA
Arja adalah salah satu
jenis kesenian yang ada di Bali yang masih digemari oleh
masyarakatnya. Kata Arja diduga berasal
dari bahasa Sansekerta yaitu “reja” yang
kemudian mendapat awalan “a” sehingga menjadi “areja” dan pada akhirnya berubah menjadi “Arja”. Kata
Arja yang berarti keindahan atau mengandung keindahan.
Sebagai suatu bentuk teater Arja merupakan seni teater yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya.
Sesungguhnya Arja adalah perpaduan antara dua pendukung teater, yaitu gagasan yang datang dari para pendukung (pemain) dan penonton.selain itu, sebagai suatu bentuk total teater, Arja ini sangat komunikatif dengan masyarakat penikmatnya. Untuk daerah Bali hal ini tidak mengherankan karena memang demikian adanya, sebagaimana dengan berbagai bentuk kesenian lainnya. Yang sangat unik adalah keterlibatan penonton dengan teater di Bali. Penonton sejak mulai pertunjukan seolah-olah sudah menentukan keberhasilan suatu pertunjukan melalui sikap yang mereka lakukan sebagai reaksi atas ungkapan yang dilontarkan pemain atau pelakon saat mereka bermain.
Dari perkembangan selama ini dapat dikatakan bahwa Arja masih sangat populer di masyarakat Bali. Hal ini dapat terlihat dari antusias masyarakat Bali dalam setiap pertunjukan kesenian Arja ini, Salah satunya yaitu saat diadakannya pesta kesenian Bali (PKB). Adapun persebaran Arja di provinsi Bali meliputi beberapa kabupaten seperti Bangli, Klungkung, Gianyar, Anlapura, Badung, Tabanan, Jembrana, serta Singaraja.
Sebagai suatu bentuk teater Arja merupakan seni teater yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomim, seni busana, seni rupa dan sebagainya.
Sesungguhnya Arja adalah perpaduan antara dua pendukung teater, yaitu gagasan yang datang dari para pendukung (pemain) dan penonton.selain itu, sebagai suatu bentuk total teater, Arja ini sangat komunikatif dengan masyarakat penikmatnya. Untuk daerah Bali hal ini tidak mengherankan karena memang demikian adanya, sebagaimana dengan berbagai bentuk kesenian lainnya. Yang sangat unik adalah keterlibatan penonton dengan teater di Bali. Penonton sejak mulai pertunjukan seolah-olah sudah menentukan keberhasilan suatu pertunjukan melalui sikap yang mereka lakukan sebagai reaksi atas ungkapan yang dilontarkan pemain atau pelakon saat mereka bermain.
Dari perkembangan selama ini dapat dikatakan bahwa Arja masih sangat populer di masyarakat Bali. Hal ini dapat terlihat dari antusias masyarakat Bali dalam setiap pertunjukan kesenian Arja ini, Salah satunya yaitu saat diadakannya pesta kesenian Bali (PKB). Adapun persebaran Arja di provinsi Bali meliputi beberapa kabupaten seperti Bangli, Klungkung, Gianyar, Anlapura, Badung, Tabanan, Jembrana, serta Singaraja.
kesenian Arja diduga berkembang sejak sekitar tahun 1814,
yaitu pada pemerintahan I Dewa Gde Sakti di Puri Klungkung, saat diadakannya
upacara Pelebon yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Karangasem. Upacara Pelebon
besar-besaran ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk raja-raja seluruh
Bali. Pada saat itu atas prakarsa I Dewa Agung Mangis asal Gianyar dan Dewa
Agung Jambe digelarkan untuk pertama kalinya Arja.
Ketika itu Arja dikenal dengan nama Dadap dan lakon yang dipertunjukkan adalah Limbur. Dadap adalah nama sejenis pohon dan juga berarti perisai. Pohon Dadap adalah kayu sakti, sebagai lambang pembersihan atau alat penyucian yang harus ada dalam setiap upacara di Bali.
Tiga fase penting dalam perkembangan Arja adalah:
Ketika itu Arja dikenal dengan nama Dadap dan lakon yang dipertunjukkan adalah Limbur. Dadap adalah nama sejenis pohon dan juga berarti perisai. Pohon Dadap adalah kayu sakti, sebagai lambang pembersihan atau alat penyucian yang harus ada dalam setiap upacara di Bali.
Tiga fase penting dalam perkembangan Arja adalah:
- munculnya Arja Doyong yaitu Arja yang dalam pementasannya tanpa iringan gamelan, dimainkan oleh satu orang.
- Arja Gaguntangan adalah Arja yang dalam pementasannya memakai gamelan Gaguntangan dengan jumlah pelaku lebih dari satu orang.
- Arja Gede adalah Arja yang dalam pementasannya yang dibawakan oleh antara 10 sampai 15 pelaku dengan struktur pertunjukan yang sudah baku seperti yang ada sekarang.
Waktu itu Arja digelar dengan tata cara wayang lemah untuk upacara pelebon, dengan memakai dahan dadap sebagai tiang kelir. Sejalan dengan wayang lemah maka tokoh-tokoh Arja pun dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan yang baik dan yang buruk.
pada abat ke 20 kesenian Arje mengalami suatu inovasi, dimana semua pemeran arja adalah pria. bahkan tokoh yang wanita pun dimainkan oleh pria. ini menjadi keunikan sendiri dan sungguh menghibur. Arja ini sering di sebut Arja Muani
v
Pementasan
Arja
pementasan kesenian Arja di awali oleh Igel
pepesan, yakni gerak permulaan pada saat munculnya ke pentas adalah suatu
kekhasan yang dimiliki oleh setiap pemeran dalam Arja. Kemudian pemeran akan
mulai dengan igel pencerita dengan memperkenalkan diri kepada penonton. Bahasa
yang digunakan oleh para pemeran sangat bervariasi, menurut kedudukan si
pemeran. Misalnya para pemeran tokoh raja menggunakan bahasa Jawa Tengahan atau
bahasa Bali Halus, yang biasanya kemudian diterjemahkan oleh para panakawan ke
dalam bahasa Bali keseharian.
Vokal di Arja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tembang yang berupa tembang macapat yang dalam baitnya terdiri atas guru wilang, jumlah baris, suku kata, serta dingdong pupuh dan akhir suku kata.Dalam tembang macapat baris dan melodi sangat diutamakan dan tembang-tembang itu lebih bersifat lirik-lirik daripada epik. Kemudian ada adegan yang terdiri atas monolog dan dialog yang biasanya merupakan ucapan pemuji, lelucon dan sebagainya didukung oleh nada yang tinggi dan rendah sesuai dengan watak yang diwakilinya.
Busana yang digunakan dalam Arja menjadi sangat penting karena menjadi penunjuk atau merupakan identitas pemeran atas tokoh yang diwakilinya. Busana yang digunakan setiap pemeran akan sangat mendukung kebebasan gerak dalam memerankan tokohnya. Sedangkan tata rias lebih bersifat dukungan terhadap watak yang diwakili oleh setiap pemeran. Musik lebih mengutamakan tembang dan melodrama. Gamelan Arja disebut Gamelan Gegentungan, namun dalam perkembangannya Arjan juga diiringi dengan gamelan gong. Sedangkan laras yang digunakan adalah slendro dan pelog, sesuai dengan tembang yang digunakan.
Tempat pertunjukan Arja disebut kalangan, sehingga penonton dapat menikmati pertunjukan dari berbagai jurusan semua merupakan arena. Kalangan ini di satu sudut dilengkapi dengan sebuah rangki, yakni bagian yang ditutup/dibatasi, tempat para pemain mempersiapkan diri sebelum janur, lamak-lamak, bunga-bunga sebagai hiasan. Kalangan ini berukuran kira-kira 10 x 6 meter, meski pada umumnya disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Zaman dulu, sebelum ada listrik, digunakan sejenis oncor, kemudian beralih kepada stormking atau petromaks.
Vokal di Arja dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tembang yang berupa tembang macapat yang dalam baitnya terdiri atas guru wilang, jumlah baris, suku kata, serta dingdong pupuh dan akhir suku kata.Dalam tembang macapat baris dan melodi sangat diutamakan dan tembang-tembang itu lebih bersifat lirik-lirik daripada epik. Kemudian ada adegan yang terdiri atas monolog dan dialog yang biasanya merupakan ucapan pemuji, lelucon dan sebagainya didukung oleh nada yang tinggi dan rendah sesuai dengan watak yang diwakilinya.
Busana yang digunakan dalam Arja menjadi sangat penting karena menjadi penunjuk atau merupakan identitas pemeran atas tokoh yang diwakilinya. Busana yang digunakan setiap pemeran akan sangat mendukung kebebasan gerak dalam memerankan tokohnya. Sedangkan tata rias lebih bersifat dukungan terhadap watak yang diwakili oleh setiap pemeran. Musik lebih mengutamakan tembang dan melodrama. Gamelan Arja disebut Gamelan Gegentungan, namun dalam perkembangannya Arjan juga diiringi dengan gamelan gong. Sedangkan laras yang digunakan adalah slendro dan pelog, sesuai dengan tembang yang digunakan.
Tempat pertunjukan Arja disebut kalangan, sehingga penonton dapat menikmati pertunjukan dari berbagai jurusan semua merupakan arena. Kalangan ini di satu sudut dilengkapi dengan sebuah rangki, yakni bagian yang ditutup/dibatasi, tempat para pemain mempersiapkan diri sebelum janur, lamak-lamak, bunga-bunga sebagai hiasan. Kalangan ini berukuran kira-kira 10 x 6 meter, meski pada umumnya disesuaikan dengan tempat yang tersedia. Zaman dulu, sebelum ada listrik, digunakan sejenis oncor, kemudian beralih kepada stormking atau petromaks.
Tembang Arja adalah tembang Lelawasan,
sejenis kidung atau tembang Gambuh. Arja tidak menggunakan gamelan dan semua
tokoh diperankan oleh pria, sehingga di Singaraja dan Gianyar disebut Arya
Doyong.
v
Fungsi
Kesenian Arja
Menurut fungsinya Arja digolongkan ke dalam kelompok Tari Balih-balihan. Sebagai suatu bentuk teater Arja dipengaruhi oleh Gabuh dan mempunyai uger-uger atau pola yang mencerminkan zaman Puri.Arja menyajikan ceritera kerajaan dan perwatakannya sangat diperngaruhi oleh adanya kasta.
Sebagai suatu pertunjukan Arja mempunyai makna juga untuk pendidikan. Biasanya masyarakat sesudah menonton Arja berhari-hari akan menirukan nyanyian dan lelucon yang ditampilkan oleh kelompok yang baru saja mereka lihat. Gerakan-gerakan lucu atau ungkapan tentang kejadian-kejadian yang menggelitik akan mereka ulangi dalam pergaulan sehari-hari. Dengan demikian Arja merupakan suatu media komunikasi yang sangat ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan.
Menurut fungsinya Arja digolongkan ke dalam kelompok Tari Balih-balihan. Sebagai suatu bentuk teater Arja dipengaruhi oleh Gabuh dan mempunyai uger-uger atau pola yang mencerminkan zaman Puri.Arja menyajikan ceritera kerajaan dan perwatakannya sangat diperngaruhi oleh adanya kasta.
Sebagai suatu pertunjukan Arja mempunyai makna juga untuk pendidikan. Biasanya masyarakat sesudah menonton Arja berhari-hari akan menirukan nyanyian dan lelucon yang ditampilkan oleh kelompok yang baru saja mereka lihat. Gerakan-gerakan lucu atau ungkapan tentang kejadian-kejadian yang menggelitik akan mereka ulangi dalam pergaulan sehari-hari. Dengan demikian Arja merupakan suatu media komunikasi yang sangat ampuh untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan.
v
Tokoh
dalam Arja
Dalam kesenian Arja Bali terdapat
beberapa tokoh utama yaitu antara lain ; Inya, Galuh, Desak (Desak Rai),
Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan
atau Panasar kakak beradik yang masing – masing terdiri dari Punta
dan Kartala. Tokoh-tokoh ini memiliki watak sendiri yang sering sekali
memberi hiburan yang lebih untuk masyarakat yang menontonnya. Misalnya seperti
Punta dan Kartala, Kartala adalah tokoh yang bersifat agak sombong dan sering
sekali merendahkan orang, sedangkan Punta orang yang polos tetapi pintar dan
licik sebenarnya. Duet ini sering sekali membuat kita tertawa. selain itu
kekonyolan dari Desak rai, liku dan Libur juga sangat menyenangkan dan menarik.
v Contoh Cerita Arja
·
Arja
Sampek Ingtai
Digambarkan
dua sejoli yang bernama Sampik dan Ingtai berjumpa di kota Anciu (di suatu
sekolah khusus untuk laki-laki). Untuk masuk ke sekolah ini Ingtai harus
menyamar sebagai laki-laki. Setelah beberapa tahun sampik dan Ingtai berteman
dekat, akhirnya Ingtai memberi tahukan bahwa ia adalah seorang wanita. Tentu
saja hal ini membuat Sampik jatuh cinta. Keduanya kemudian berjanji untuk hidup
berdua sebagai suami istri dan tetap bersama sehidup semati.
Pada masa berakhirnya sekolah mereka, keduanya harus berpisah, pulang ke daerahnya masing-masing. Sebelum keduanya berpisah, Ingtai memberikan teka-teki, agar dipecahkan sebelum saat Sampik datang meminang dirinya. Sayang sekali Sampik tidak segera dapat menjawabnya, sehingga ia datang terlambat. Ingtai sudah dijodohkan dengan pemuda kaya raya bernama Macun. Tidak tahan menahan malu dan kecewa, Sampik jatuh sakit dan akhirnya menemui ajalnya. Kematian Sampik membuat Ingtai sedih dan kehilangan. Karena janji setia yang mereka ucapkan.
Dalam perjalanan menuju ke rumah Macun, Ingtai meminta ijin untuk bersembahyang di kubur Sampik, yang diakuinya sebagai seorang temannya. Belum lama Ingtai bersembahyang, tiba-tiba kuburan Sampik terbuka. Ingtai kemudian melompat ke dalamnya. Sampik dan Ingtai akhirnya bersatu di alam keabadian.
Pada masa berakhirnya sekolah mereka, keduanya harus berpisah, pulang ke daerahnya masing-masing. Sebelum keduanya berpisah, Ingtai memberikan teka-teki, agar dipecahkan sebelum saat Sampik datang meminang dirinya. Sayang sekali Sampik tidak segera dapat menjawabnya, sehingga ia datang terlambat. Ingtai sudah dijodohkan dengan pemuda kaya raya bernama Macun. Tidak tahan menahan malu dan kecewa, Sampik jatuh sakit dan akhirnya menemui ajalnya. Kematian Sampik membuat Ingtai sedih dan kehilangan. Karena janji setia yang mereka ucapkan.
Dalam perjalanan menuju ke rumah Macun, Ingtai meminta ijin untuk bersembahyang di kubur Sampik, yang diakuinya sebagai seorang temannya. Belum lama Ingtai bersembahyang, tiba-tiba kuburan Sampik terbuka. Ingtai kemudian melompat ke dalamnya. Sampik dan Ingtai akhirnya bersatu di alam keabadian.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil
bahwa Drama Tari Nusantara dapat dibagi
menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
1. Drama Tari Berdialog
yang merupakan drama tari yang
pengungkapan ceritanya disamping menggunakan gerak tari juga dengan menggunakan
dialog.
Contoh dari drama tari berdialog antara lain :
a. wayang orang
b. ketoprak
c. ludruk
Contoh dari drama tari berdialog antara lain :
a. wayang orang
b. ketoprak
c. ludruk
2.
Drama tari berlagu adalah drama tari yang pengungkapan ceritanya
disamping menggunakan gerak tari juga dengan menggunakan nyanyian-nyanyian
berupa kidung. Contohnya yaitu:
a.
Arja
b.
Sampik
c.
Arja
Japatuan
d.
Arja
godogan
3.
Drama
Tari Tak Berdialog adalah
drama yang diungkapkan dengan gerak tari, dialognya digantikan olehseorang yang
berperan sebagai dalang/ pengisi suara(dubbing) dan terkadang dibantu dengan
tembang/lagu. Contohnya adalah
a.
Sendratari
b.
Langendriyan
CATATAN
GURU
0 komentar:
Posting Komentar