Makna Tari Rejang Dewa
Sebagian
besar seni tari yang ada di daerah Bali tidak hanya berfungsi sebagai seni
semata, tetapi juga merupakan tarian upacara yang ditujukan untuk para dewa.
Sehingga tidak heran jika seni tari di daerah Bali lebih banyak dilakukan di
Pura, termasuk diantaranya adalah tari Rejang Dewa.
Tari Rejang
Dewa merupakan Tari yang digunakan untuk menyambut kehadiran Hyang Widhi Wasa
dan para dewata kahyangan ketika turun ke bumi. Seperti Tari sacral lainnya,
tari Rejang Dewa juga tidak boleh dilakukan di sembarang tempat. Para warga
Bali hanya melakukan tarian di Pura, area yang dianggap paling suci.
Walaupun
dinamakan dengan sebutan dewa yang biasanya identik dengan sosok laki-laki.
Namun pada kenyataannya tari Rejang Dewa dibawakan oleh penari putrid. Tarian
ini biasanya dibawakan secara berkelompok atau massal. Gerakan yang ada pada
tarian ini juga sangat sederhana, bahkan terkesan polos. Walaupun hanya terdiri
dari gerakan yang sederhana, namun makna yang terkandung dalam tarian ini
tidaklah sesederhana itu.
Gerakan sederhana yang ada pada tarian Rejang Dewa
biasanya dibawakan dengan rasa penuh pengabdian kepada para dewa dan penuh rasa
kehadirat Sang Maha Agung.
Tari Rejang
Dewa biasanya ditampilkan ketika pura mengadakan acara-acara keagamaan atau
ritual tertentu lainnya. Penari yang membawakan tari Rejang Dewa biasanya
menggunakan pakaian upacara, yang biasanya didominasi oleh warna putih dan
kuning.
Dalam
membawakan tari Rejang Dewa, para penari biasanya membuat lingkaran di halaman
pura atau pelinggih. Terkadang penarinya membawakan tarian ini sambil
berpegangan tangan. Sebagai tarian menyambut dewa, selain harus dilakukan
ditempat suciseperti pura, tapi juga memiliki persyaratan lainnya. Misalnya
sang penari haruslah gadis yang masih perawan. Oleh karena itulah kebanyakan
penari yang membawakan tarian ini masih dudukdi bangku sekolah dasar.
0 komentar:
Posting Komentar